Kronologi Kasus Bullying di SMA Binus Serpong – Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan yang dilakukan secara berulang oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain yang dianggap lebih lemah atau berbeda. Perundungan bisa berupa kekerasan fisik, verbal, sosial, atau psikologis, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Perundungan bisa menimbulkan dampak negatif bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekitar, seperti stres, trauma, depresi, rendah diri, kekerasan, hingga bunuh diri.
Salah satu tempat yang sering terjadi perundungan adalah sekolah. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para siswa untuk belajar dan berkembang. Namun, kenyataannya banyak sekolah yang menjadi tempat perundungan bagi para siswa, baik oleh teman sebaya, kakak kelas, maupun guru. Perundungan di sekolah bisa merusak suasana belajar, mengganggu prestasi, dan menghambat potensi siswa.
Salah satu kasus perundungan di sekolah yang baru-baru ini menjadi viral dan menghebohkan media sosial adalah kasus perundungan di SMA Binus Serpong. SMA Binus Serpong adalah salah satu sekolah swasta berstandar internasional yang berlokasi di Jakarta, Bandung, dan Bekasi. Sekolah ini menawarkan kurikulum nasional dan internasional, serta fasilitas dan fasilitas yang lengkap dan modern. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah yang memiliki biaya sekolah yang cukup mahal.
Namun, di balik kemewahan dan prestisinya, SMA Binus Serpong ternyata menyimpan kisah kelam yang menimpa salah satu siswanya. Siswa tersebut adalah Rizky, siswa kelas 10 di SMA Binus Serpong. Rizky menjadi korban perundungan oleh sekelompok siswa yang dikenal sebagai Geng Tai. Geng Tai adalah geng yang terdiri dari delapan siswa, yaitu:
- Keanu, siswa kelas 11, ketua geng, dan anak dari pemilik sekolah.
- Gavin, siswa kelas 11, wakil ketua geng, dan anak dari pengusaha kaya.
- Mada, siswa kelas 11, anggota geng, dan anak dari pejabat tinggi.
- Tommy, siswa kelas 11, anggota geng, dan anak dari artis terkenal.
- Zanrang, siswa kelas 11, anggota geng, dan anak dari pengacara handal.
- Legolas, siswa kelas 11, anggota geng, dan anak dari dokter spesialis.
- Elang, siswa kelas 11, anggota geng, dan anak dari pengusaha properti.
- Raul, siswa kelas 11, anggota geng, dan anak dari pengusaha media.
Geng Tai adalah geng yang sangat ditakuti dan dihormati di sekolah. Mereka sering melakukan tindakan-tindakan yang melanggar aturan, seperti merokok, minum-minuman keras, berjudi, berkelahi, dan lain-lain. Mereka juga sering melakukan perundungan terhadap siswa-siswa lain yang dianggap lemah, berbeda, atau tidak sesuai dengan standar mereka. Mereka juga sering mendapat perlindungan dari pihak sekolah, karena orang tua mereka memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar.
Rizky menjadi sasaran perundungan oleh Geng Tai karena beberapa alasan. Pertama, Rizky adalah siswa baru yang pindah dari sekolah negeri. Kedua, Rizky adalah siswa yang cerdas dan berprestasi, sehingga membuat Geng Tai iri dan merasa terancam. Ketiga, Rizky adalah siswa yang berani dan tidak takut melawan Geng Tai, sehingga membuat Geng Tai marah dan ingin membalasnya.
Perundungan yang dialami oleh Rizky berlangsung selama beberapa bulan, mulai dari September 2023 hingga Februari 2024. Perundungan tersebut berupa:
- Kekerasan fisik, seperti dipukul, ditendang, dicubit, dicakar, dilempar, disiram air, dan lain-lain.
- Kekerasan verbal, seperti dihina, dicaci, diolok-olok, diancam, dan lain-lain.
- Kekerasan sosial, seperti dijauhi, diabaikan, diasingkan, digosipkan, dan lain-lain.
- Kekerasan psikologis, seperti ditakuti, ditertawakan, direndahkan, diintimidasi, dan lain-lain.
- Kekerasan seksual, seperti dilecehkan, disentuh, dicium, dan lain-lain.
Perundungan tersebut terjadi di berbagai tempat, seperti di kelas, di kantin, di toilet, di lapangan, di parkiran, di luar sekolah, dan lain-lain. Perundungan tersebut juga terjadi di berbagai waktu, seperti saat jam pelajaran, saat istirahat, saat pulang sekolah, saat akhir pekan, dan lain-lain. Perundungan tersebut juga terjadi di berbagai media, seperti di telepon, di SMS, di WhatsApp, di Instagram, di Facebook, di Twitter, di Telegram, dan lain-lain.
Perundungan tersebut membuat Rizky mengalami berbagai dampak negatif, seperti:
- Luka fisik, seperti memar, lecet, luka, patah tulang, dan lain-lain.
- Gangguan kesehatan, seperti sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, demam, dan lain-lain.
- Gangguan psikologis, seperti stres, trauma, depresi, cemas, takut, marah, sedih, dan lain-lain.
- Gangguan akademik, seperti menurunnya prestasi, kehilangan minat belajar, bolos sekolah, dan lain-lain.
- Gangguan sosial, seperti menarik diri, kurang percaya diri, kurang bergaul, dan lain-lain.
Rizky sempat mencoba untuk melawan dan melaporkan perundungan tersebut kepada pihak sekolah, tetapi tidak mendapat bantuan dan perlindungan yang memadai. Pihak sekolah cenderung mengabaikan dan menutup-nutupi kasus tersebut, karena takut dengan ancaman dan tekanan dari orang tua Geng Tai. Pihak sekolah juga cenderung menyalahkan dan memojokkan Rizky, karena menganggap Rizky sebagai penyebab dan pelaku perundungan.
Rizky juga sempat mencoba untuk mencari dukungan dan pertolongan dari teman-teman dan guru-guru lain, tetapi juga tidak mendapat respons yang positif. Teman-teman dan guru-guru lain cenderung menjauhi dan menghindari Rizky, karena takut menjadi korban perundungan oleh Geng Tai. Teman-teman dan guru-guru lain juga cenderung diam dan tidak berani bersuara, karena takut dengan konsekuensi dan sanksi dari pihak sekolah.
Rizky juga sempat mencoba untuk berbicara dan berbagi dengan orang tua dan keluarga, tetapi juga tidak mendapat pengertian dan perhatian yang cukup. Orang tua dan keluarga cenderung tidak percaya dan tidak peduli dengan masalah yang dialami oleh Rizky, karena menganggap Rizky sebagai anak yang bermasalah dan berbohong. Orang tua dan keluarga juga cenderung tidak mau dan tidak bisa membantu Rizky, karena tidak memiliki kekuatan dan kewenangan untuk melawan Geng Tai dan pihak sekolah.